Semeru Meletus, Status Level II atau Waspada Warga Mulai Mengungsi
Monitorjatim.com Lumajang - Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi yang ada di Pulau Jawa meletus dan membuat warga melakukan pengungsian.
Tahun 2020 seolah menjadi tahun yang kurang menyenangkan bagi banyak pihak, apalagi dengan adanya berbagai peristiwa alam.
Meletusnya Gunung Semeru ini disertai dengan luncuran awan panas sejauh tiga ribu meter.
Pasca meletus Gunung Semeru pada dini hari 03.00 wib 1 Desember 2020 rombongan Forkopimda Lumajang meninjau ke lokasi bencana di Desa Supit Urang Kec.Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh Kec.Candipuro.
Di aliran lahar sungai Besuk Curah Kobo'an adalah tempat titik akhir guguran material lava Gunung Semeru menumpuk memenuhi cek dam dan tanggul sungai. Kondisi material Gunung Semeru itu masih dalam kondisi panas dan mengeluarkan asap serta aroma belerang.
Kapolres Lumajang bersama rombongan Forkopimda memberikan himbauan kepada masyarakat yang berada di sekitar aliran sungai Besuk Curah Kobo'an untuk meninggalkan kawasan dan memberi police line di jalan masuk menuju kawasan Curah Kobo'an.
Polres Lumajang melakukan langkah upaya dalam membantu menangani bencana letusan Gunung Semeru dengan mendirikan tenda evakuasi pengungsi dan menyiapkan dapur umum di lokasi Supit Urang dan Sumberkajang.
Polres Lumajang dibantu Dinkes, bersama TNI dan BPBD Lumajang melakukan pelayanan kesehatan dan pembagian masker kepada masyarakat yang terdampak bencana alam meletusnya Gunung Semeru.
Berstatus waspada
Status Gunung Semeru berada pada level II atau waspada. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.
Karena merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jonggring Saloko) sebagai alur luncuran awan panas.
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo meminta masyarakat waspada dan mematuhi rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Kami imbau masyarakat juga mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Saloko dan mematuhi rekomendasi PVMBG seiring dengan Gunung Semeru statusnya waspada,” ungkapnya.
Warga Pronojiwo juga menginformasikan bahwa erupsi gunung Semeru membuat air hujan berubah coklat karena bercampur dengan abu vulkanik. Di Dusun terdekat dengan puncak Semeru juga tercium bau belerang.
“Sekarang di Pronojowo warga pada keluar rumah, warga khawatir dan mengungsi secara mandiri,” pungkasnya.(EditorMj)
0 Response to "Semeru Meletus, Status Level II atau Waspada Warga Mulai Mengungsi"
Posting Komentar