Komisaris Utama PT. SOGI INDOMEDIA JAYA

Goncang Dunia!, Indonesia buat Dwelling Time 1,6 hari, Ini namanya hasil kerja!


Jakarta, baranews.co - Pemerintah akan menerapkan manajemen risiko satu pintu (Integrated Single Risk Management) untuk mempermudah pengawasan kegiatan ekspor dan impor. Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, penyatuan manajemen risiko dalam satu sistem terpadu akan mempercepat waktu bongkar muat barang di pelabuhan Tanjung Priok atau dwell time.

"Untuk menjawab tantangan presiden, dwell time sekarang 3 hari, ke depan diharapkan jadi 1,6 hari," ujar Heru saat menghadiri Workshop Penerapan Risk Management dalam Global Supply Chain yang Terintegrasi, di Kantor Pusat Bea Cukai, Kamis (4/2/2016).

Adanya penyatuan manajemen risiko itu maka setiap K/L yang terlibat dalam pengawasan ekspor impor bisa mengetahui profil risiko setiap eksportir maupun importir. Heru mencontohkan, jika ada perusahaan masuk dalam daftar memiliki profil risiko tertentu, maka semua K/L yang terlibat dalam pengawasan ekspor maupun impor akan mengetahui profil risiko tersebut.


Jokowi

Dengan kata lain, bukan hanya Bea Cukai yang mengetahui atau kementerian dan lembaga lainnya.

"Jadi nanti profil risiko sebuah perusahaan akan seragam di seluruh K/L yang berhubungan dengan ekspor impor," jelas Heru.

Heru menambahkan, layanan manajemen risiko terpadu itu akan berjalan paling lambat semester I tahun depan. Saat ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai sedang menyiapkan single stake holder information untuk menyatukan berbagai profil risiko dalam kegiatan ekspor impor.

"Supaya ada percepatan dwell time, kita targetkan semester I tahun depan telah memiliki single integrated risk management," ungkap Heru. 1


Strategi Dirjen Bea Cukai Berhasil

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengklaim lembaganya sudah berhasil menekan waktu tunggu barang di pelabuhan (dwelling time). "Kami sudah mempercepat pelayanan custom clearance," ujarnya dalam paparan kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DBC) di kantornya, Jumat, 8 Januari 2015.

Hingga akhir Desember 2015 kemarin, kata Heru, proses custom clearance oleh petugas DBC di pelabuhan sudah berkurang menjadi hanya 0,43 hari dari target 0,5 hari. "Ini memberikan sumbangan signifikan dalam menurunkan dwelling time."

Permasalahan waktu tunggu barang ekspor dan impor di pelabuhan ini memang sempat menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu. Presiden Joko Widodo pernah marah besar pada pertengahan 2015 karena target dwelling time 4,7 hari tidak tercapai.

Saat ini, menurut Heru, durasi dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sudah sesuai dengan target presiden tersebut. "Kami terus mengembangkan kebijakan strategis untuk mempercepat arus barang dengan percepatan pelayanan dalam mendukung sistem Logistik nasional."

Salah satu upaya DBC untuk menekan dwelling time tersebut ialah dengan menerapkan sistem pembayaran secara elektronik melalui modul penerimaan negara (PMN) G-2 dinilai bisa mempercepat dwelling time.

Dengan sistem ini, Ia menjelaskan, pembayaran kepabeanan dapat dilakukan kapanpun dalam waktu 24 jam dan tak mengenal hari libur. "Tidak tergantung jam operasional Bank atau Pos, serta dapat mempercepat pelayanan dan meningkatkan akurasi pencatatan penerimaan negara secara realtime." (Hatree.net-hhh/ugp)

0 Response to "Goncang Dunia!, Indonesia buat Dwelling Time 1,6 hari, Ini namanya hasil kerja!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel