Sarana dan prasarana jadi masalah bagi petani tebu

Minggu, 31 Januari 2016 21:41
Sarana dan prasarana menjadi persoalan yang tak kunjung selesai dihadapi petani tebu di Indonesia sehingga memicu tidak bergairahnya petani menanam tebu. Petani akan gairah menanam tebu jika pendapatan dari hasil panen terus meningkat. Dan untuk meningkatkan ekonomi dari sektor pertanian ada 2 hal yang harus mendapat perhatian. Pertama peningkatan produktifitas dan ke dua adalah terpenuhinya sarana dan prasarana yaitu pemenuhan air pada tanaman dengan memaksimalkan waduk yang ada

Demikian disampaikan Pimpinan Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Soemitro Samadikoen, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Moerdiono.

Soemitro mengakui, sarana dan prasarana yang diberikan pemerintah sampai saat ini masih minim, seperti pemenuhan pupuk, distribusi yang tepat waktu, jumlah ketersedian sesuai dengan luas lahan yang ditanami tebu. "Selain itu jenis pupuk yang sesuai kebutuhan kondisi tanah karena tidak semua tanah yang ditanami tebu membutuhkan pupuk jenis ZA. Jadi pemerintah harus memahami kondisi lahan supaya pupuk yang dibutuhkan sesuai kebutuhan tanaman," ujarnya.

Untuk terpenuhi sarana dan prasarana, tambah Soemitro adalah dengan pemenuhan air pada tanaman dengan memaksimalkan waduk yang ada. "Tidak perlu lagi pemerintah menambah waduk baru jika waduk yang ada tidak diperhatikan," tegas Soemitro.

Soemitro harharap pemerintah memperhatikan kebutuhan yang dikeluhkan petani tebu jika program yang digadangkan tentang swsembada gula ingin terwujud. 

"Luas lahan tebu di Indonesia sekitar 250 ribu hektar dengan hasil gula 1,5 ribu ton gula hasil yang didapat saat ini jauh dibawah negaa Vietnam dan Thailand," ungkap Soemitro.

Soemitro berharap dirinya bisa bertemu menteri Pertanian RI untuk menyampaikan kompleksnya permasalahan yang dihadapi petani tebu.(eb*)

Share this post